Story Of Beta

Perjalanan Beta Menjadi Programmer – Part 2 – ‘Berserah, Berdoa, Bekerja ‘

Saat ini bulan Juli 2023, Syukur kepada Tuhan. Bagi sebagian orang, belajar programming atau coding itu adalah mudah. Sebagian orang lagi berkata  itu sulit. Saya mempelajarinya pun jatuh bangun. Awal saya merasa, apa masih mungkin ya, bagi saya yang sudah berusia 40 ini, mempelajari hal yang belum pernah saya pelajari sebelumnya. Saya mulai lalu patah, mulai lagi lalu patah. Bahkan patah dan tidak lanjut sampai beberapa bulan.

Saya adalah orang yang sering memakai logika di dalam apapun. Saya berlatar pendidikan ekonomi. Karena saya bekerja di bidang retail pertukangan, maka saya pun harus mempelajarinya. Saya belajar tentang mesin pompa air, kelistrikan. Saya pun belajar dalam bidang usaha aluminium dan kaca. Dan semauanya itu dengan prinsip logika, yaitu asalkan saya mencintainya, saya pasti bisa.

Demikian juga dalam programming ini, saya pun berlogika yang sama. Ada suatu tahapan ketika saya tidak pernah dapat melaluinya. Waktu tidak terasa telah berjalan hingga 3-4 bulan , dan saya menghadapi tahapan ini dengan jalan di tempat. Saya tidak pernah mengerti mengapa dan apa yang harus saya lakukan untuk melewati tahapan ini.

Entah di luar sana, orang pernah mengalami hal yang sama atau tidak. Tetapi saat ini, jika saya menoleh kembali ke belakang. Maka saya bersyukur kepada Tuhan, karena saya diizinkan mengalami suatu peristiwa yang tidak biasa saya temui. Saya mengalami putus asa pada waktu itu. Suatu ketika di dalam organisasi FGBMFI yang saya ikuti, ada acara Night Prayers. Saya ditanya oleh salah seorang panitianya, “apakah ada beban yang ingin didoakan?”, melalui whatsapp chat. Saya membaca dan saya menyerah. Karena sudah hampir 6 bulan sejak saya berada di tahapan ini, dan saya jalan di tempat. Saya sudah kehabisan logika saya. Karena saya sudah sesuai dengan prinsip saya, saya sudah mencintai bidang ini, saya setiap hari mempelajarinya.

Saya berserah. Tuhan, jika ini adalah kehendak Tuhan, maka loloskan saya dari tahapan ini. Namun jika ini bukan, maka saya akan berhenti di sini. Kemudian saya meminta didoakan dalam Night Prayers tersebut. Malam itu, saya mendengarkan seseorang mendoakan saya. Di sinilah saya menyerah, saya tidak lagi bisa memakai logika saya. Saya juga sudah kehabisan tenaga, pikiran dan semangat.

Keesokan harinya, saya memulainya seperti hari hari sebelumnya. Lalu ketika saya membuka laptop saya, dan memulai lagi tahapan tersebut, saya kemudian memiliki cara pandang yang berbeda , sangat berbeda. Tahapan itu pun saya lalui. Dan tahapan tahapan setelahnya saya lalui dengan baik. Doa pada malam itu telah merubah semuanya. Selama 6 bulan terasa sia sia, karena hanya melalui sebuah doa pada malam itu, saya dapat melaluinya.

Terkadang saya berpikir terlalu jauh, dan terlalu berlogika, ibaratnya saya sedang berjalan di suatu peta kehidupan. Siapa yang akan tau hari esok, kita kemana, dan lewat jalan mana. Saat ini sudah ada google maps, GPS. Dahulu kita harus tanya orang. Pada zaman yang lebih lama lagi, orang malahan melihat bintang di langit sebagai penunjuk arah. Namun siapa lagi sekarang yang harus melihat bintang sebelum pergi ?

Namun, dahulu orang ketika mempunyai harapan, dia berdoa. Dia berdoa sambil berusaha. Hal ini sampai sekarang masih dilakukan. Saya hanya kecanduan dalam berpikir dan berlogika. Tetapi semua kejadian tersebut telah membuka pikiran dan hati saya, bahwa saya harus mengandalkan Tuhan.

author-avatar

About BetaLogic

BetaLogic is a passionate co-founder of Kiosbeta.com, and a firm believer in the power of programming. With a love for Javascript programming language and a desire to inspire others, BetaLogic aims to empower the people of NTT to awaken their local economy and contribute to the rise of Indonesia. Our mission is driven by a deep passions for the glory of God. A lot of loves to Javascript, Vue, Nuxt, Node , Express, Fastify.